Saat kelas X (sepuluh )semeseter
II yang lalu, saya butuh banyak uang. Meski saat itu iuran sekolah tidak bayar,
namun biaya buku, biaya praktek ini dan itu, biaya kas kelas, transport
sekolah, dan beberapa biaya lainnya menjadi tanggungan murid. Jujur, memikirkan
biaya yang cukup besar itu, rasanya kepala saya ingin pecah. Rasanya saya ingin
putus sekolah saja, tetapi nanti saya malu dengan tetangga dan teman-teman.
Selalu meminta uang pada ibu, saya tidak tega. Masih banyak tanggungjawab ibu
untuk membayar keperluan rumah tangga lainnya. Oh ya, ayah saya telah meninggal
dunia sejak saya berusia 3 tahun.
Lalu datang ide dari Sang
Pencipta bagaimana caranya saya mendapatkan uang. Ketika pulang sekolah, saya
melihat di tepi jalan ada beberapa gerobak penjual jus buah dan p*p ice blender.
Saya lalu berinisiatif untuk menjual es yang sama di perumahan tempat saya
tinggal. Kebetulan di perumahan tempat saya tinggal, tidak ada yang menjual
usaha seperti itu. Dan… kebetulan pula di rumah ibu memiliki blender Miyako.
Walaupun blender ada, tapi saya
masih memikirkan bagaimana caranya membeli 3 atau 5 renteng p*p ice, buah-buahan,
gula, cangkir, susu kental manis, dan lain sebagainya. Terpetik di hati saya
ingin meminta kirim uang kepada kakak yang kerja di lain kota, tapi rasaya saya
nggak tega. Akhirnya saya memutuskan untuk menjual anting-anting pemberian
kakak sebagai modal untuk usaha saya. Walaupun kakak pernah memesan kepada saya
agar tidak menjual anting-anting tersebut, tetapi kali ini saya terpaksa
menjualnya. Hanya itu jalan satu-satunya. Kemudian, sisa uang penjualan
anting-anting, saya bayarkan uang buku. Sisanya saya buat modal.
Setelah semua bahan telah ada,
saya buka usaha jus buah dan pop ice blender di depan rumah. Baru kali pertama
buka, usaha saya langsung diserbu tetangga. Mereka pada penasaran dengan apa
yang saya jual. Tidak saya sangka, dalam waktu 2 jam saja, 2 renteng pop ice
saya ludes terjual. “Enak kan beli sama Kak Zakia. Tinggal kasih uang, esnya
langsung diblender. Daripada buat sendiri, memakan waktu” kata seorang tetangga
saya. Mendengar celoteh itu, saya hanya tersenyum. Saya akui, ketika saya
menggunakan blender miyako, bongkahan es batu cepat sekali halus. Itulah, para
pembeli tidak perlu menunggu lama es/jus yang dipesannya.
Aku dan Blender Miyako |
Akhirnya saya bersyukur, dari
keuntungan penjualan tersebut, setidaknya saya dapat membayar uang praktek
komputer dan uang kas. Dan tentunya, saya tidak memberatkan beban ibu lagi.
Guru kewirausahaan yang mengetahui saya berwirausaha, merasa kagum. Beliau ikut
mendorong dan memotivasi saya agar jangan pernah berhenti berusaha.
Itulah pengalaman saya
menggunakan blender Miyako. Untung saya memakai blender Miyako. Selain canggih,
blender Miyako juga memiliki performa yang keren dan mutunya tak perlu
diragukan lagi.
Oh ya, jangan lupa kunjungi website Miyako di www.miyako.co.id
Fanpage Facebook : Miyako Indonesia
Twitter : @Miyako_indo
Oh ya, jangan lupa kunjungi website Miyako di www.miyako.co.id
Fanpage Facebook : Miyako Indonesia
Twitter : @Miyako_indo